Articles

IMIA: Lahan Strategis Di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL)

Oleh : Wahyu Hidayat, S.Ikom

PT Pupuk Iskandar Muda

 

 

Iskandar Muda Industrial Area atau IMIA merupakan kawasan baru yang diambil alih oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) dari eks PT AAF dan menjadi bagian dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

Hal tersebut merupakan bentuk aksi korporasi yang dilakukan PT PIM setelah ditetapkannya lokasi perusahaan dalam Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) pada 17 Februari 2017 lalu melalui Perpres No. 5 Tahun 2017.

Sebagai bagian dari rencana pengembangan, PT PIM telah membuka peluang investasi di IMIA dengan melakukan komersialisasi terhadap kawasan tersebut.

Beberapa skema ditawarkan, di antaranya adalah penyewaan untuk pengoperasian pabrik H2O2, penghasil hidrogen peroksida yang merupakan senyawa kimia multi fungsi dan potensi pasar yang luas untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil, industri kertas, industri furniture, industri kesehatan, hingga industri

kosmetik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), permintaan terhadap hidrogen peroksida di pasar dunia cenderung meningkat sehingga ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan.

Selanjutnya, PT PIM juga membuka penyewaan lahan untuk para investor membangun industri-industri baru di kawasan IMIA. Dengan ditetapkannya KEKAL dan PT PIM menjadi bagian di dalamnya, maka siapa pun investor yang menanamkan modalnya di IMIA akan memperoleh berbagai fasilitas dan kemudahan dalam membangun usahanya. Di antaranya adalah fasilitas-fasilitas insentif seperti tax holiday, tax allowance dan segudang kemudahan perizinan lainnya sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Hal tersebut secara signifikan akan meningkatkan potensi pendapatan yang akan diperoleh para investor di kawasan IMIA.

Untuk mendukung operasional dari para pemilik modal di IMIA nantinya, PT PIM juga tengah mengerjakan infrastruktur berupa jaringan interkoneksi untuk menyuplai bahan baku dan bahan pendukung operasional lainnya yang bersumber dari unit utilitasnya seperti hidrogen, air, steam, dan listrik dengan harga yang kompetitif. Dengan demikian, kelancaran operasional akan terjamin bagi para investor di kawasan yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini.

Dari segi distribusi, kawasan IMIA memiliki fasilitas pelabuhan yang mampu menampung kapal dengan bobot mati 15.000 ton. Kapasitas ini akan terus bertambah hingga dapat disinggahi oleh kapal berbobot mati 40.000 ton setelah rampungnya pembangunan pabrik NPK PT PIM yang sedang berjalan dan dijadwalkan beroperasi pada tahun 2022.

Selain itu juga terdapat pelabuhan umum yang dikelola oleh PT Pelindo di dalam area yang sama. Pelabuhan ini terletak di depan selat malaka yang merupakan salah satu jalur perdagangan terpadat di dunia sehingga menjadikannya sangat strategis secara geografis. Proses distribusi produk akan berjalan lancar baik ke dalam maupun luar negeri.

Sebagai salah satu kawasan yang tersertifikasi Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI), berinvestasi di kawasan IMIAterjamin keamanannya. Penyerahan sertifikat dari program kerja sama antara Kementerian Perindustrian, Polri, dan industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 466 tahun 2014 merupakan bentuk publikasi dan pengakuan status bahwa industri atau kawasan industri tersebut memang layak untuk mendapatkan perlindungan keamanan.

Saat ini telah ada tiga investor yang menaruh minat untuk menanamkan modalnya.Pertama, PT Sinergi Peroksida Indonesia (PT SPI) yang berminat untuk menyewa dan mengoperasikan pabrik H2O2.Kedua, PT Tera Mata Indonesia yang menjajaki kemungkinan untuk membuka industri pengolahan asam sulfat. Ketiga,PT Korina Refinery Aceh yang berminat menyewa lahan seluas 100 ha untuk membangun oil refinery atau fasilitas pemurnian minyak pertama di Aceh.

Dengan berinvestasi di IMIA, para investor tidak hanya akan mendapat segudang manfaat dan keuntungan tersebut. Penanaman modal dan munculnya industri-industri baru akan turut menyumbang penyerapan tenaga kerja dan memicu tumbuhnya usaha-usaha kecil dan menengah (UMKM) dari masyarakat sebagai multiplier effect atau efek domino ekonomi sehingga kesejahteraan akan mengalir dari atas ke bawah dan menyebar ke segala lini kehidupan masyarakat. Akhirnya akan menjadi portofolio yang sangat baik bagi para investor melalui kontribusi sosial yang dihasilkan dan mengutamakan sustainability atau keberlanjutan sesuai dengan semangat 3P, yaitu Profit, People, dan Planet.